Cerita Dalam Sebuah Kenangan

Blogger Bodoh - Cerita Dalam Sebuah Kenangan - Kemarin aku tersipu sendiri dalam kamar sepiku, entah apa yang sedang melanda aku hingga hatiku begitu gembira. Sepertinya sesuatu sedang menggelitik dalam rongga jiwaku, memaksa aku tuk selalu membuka dan menebar senyum. Apa gerangankah yang sedang ku alami, seperti anak remaja yang baru saja sedang jatuh cinta atau seperti seorang anak gadis yang baru saja di lamar orang sangat dicintai.

Ternyata semua yang menggelitik itu adalah kenangan masa laluku. Ketika aku masih sekolah dulu. Jaman putih abu-abu, Dimana aku mengungkapkan perasaan pada seorang wanita. Gadis Cantik yang membuat aku tidak pernah bisa bicara saat ada di dekatnya. tetapi terus terbanyang keinginan untuk memilikinya.

Akhirnya pada suatu hari saya mampu untuk melakukan itu, mengungkapkan apa yang selama ini telah kupendam dalam hatiku. Sebuah perasaan cinta yang tumbuh dengan sendirinya.

Hari itu kami berangkat seperti biasa, rumah kami cukup dekat, dan sekolah kami juga hanya berjarak 1 km dari tempat tinggal kami. Pagi hari cerah itu kami memilih jalan kaki saja sambil menikmati suasana pagi yang masih sangat dingin. rerumputan masih dihiasi tetesan embun yang begitu bening.

Kami mulai langkah pertama menuju sekolah. Sekolah kami berbeda tetapi juga sama kondisi rumah kami yang saling berdekatan. Ditengah perjalanan sambil basa basi saya bicara tentang pelajaran, tanya kabar dan berbagai kalimat intermezzo. Dalam hati sudah seperti ingin meledak mengeluarkan apa yang telah ia pendam selama ini. Tapi sepertinya lidah masih belum mau bekerja sama. Namun hari ini desakan hati itu membuat lidah ini tidak lagi mampu menolak dan akhirnya kata itu keluar dari mulut dengan sedikit nada bergetar "Apa kamu punya pacar ? jika belum, aku ingin jadi pacar kamu, jangan jawab sekarang, besok saja saat hatiku siap menerima pahit manis dari semua jawaban kamu".

Aku lalu mempercepat langkah, agak jauh kedepan darinya yang biasanya kami jalan beriringan. Sepertinya dia kaget aku tembak seperti itu, mukanya masih merah sama seperti aku. Hampir tiba di sekolah dia lalu memanggil lirih, suaranya kecil, "Tunggu, aku mau bicara". Aku langsung berhenti dan setelah kembali beriringan kumulai lagi langkahku dan kusesuaikan dengan langkah kakinya. Tiba-tiba Dia berhenti, karena sekolahnya sudah hampir sampai. Takutnya ia tidak selesai bicara dan tiba di gerbang sekolahnya.

Dia lalu bicara dengan wajah menunduk, "Kak ..!! Kenapa harus tunggu besok jawaban dari saya, padahal jawaban saya tidak akan menyakitkan hati kakak, saya juga sama, saya juga memiliki perasaan seperti kakak dan saya menerima kakak apa adanya, lahir batin". Oh iya dia itu anak soleha, berjilbab dan sangat santun.

Lalu kami saling mengaitkan kelingking, bukti kami telah terikat sebuah hubungan pranikah sebagai sepasang insan yang sedang jatuh cinta. Dia lalu masuk sekolahnya, pas di pintu gerbang di berbalik melempar sebuah senyum yang tak mungkin pernah aku lupa. Lalu dia berlari dan hilang di antara kerumunan siswa sekolah tersebut.

Dengan perasaan yang tak tergambarkan, aku berjalan kembali dengan langkah yang masih tidak percaya, namun tiga langkah telah kulalui, kini aku percaya yang telah ku dengar hari ini bukanlah sebuah mimpi. Dan aku segera berlari dengan kekuatan yang kumiliki menuju sekolah ku dan aku benar-benar seperti melayang dan itulah cinta, cacatan kecil masa remaja.


Category Article

What's on Your Mind...